Tribunnews.com – Kalau ditelusur ke belakang, dua merek dagang larutan penyegar yang tengah bersaing keras, Cap Kaki Tiga dan Badak, awalnya mempunyai hulu yang sama. Semula, lisensi dari Wen Ken Drug Co Ltd dipegang PT Sinde Budi Sentosa berkantor pusat di Jakarta.
Kemudian, dua perusahaan itu pecah kongsi. Komisaris Utama PT Sinde Budi Sentosa (Pharmaceutical Industries) Budi Yuwono mengakui adanya perpecahan ini. Dia meyebut, hubungan keduanya putus secara total pada 2008.
“Mungkin karena iming-iming apa saya tidak tahu, hubungan famili diputus,
hubungan usaha jadi diputus. Sejak 2008 saya disomasi untuk tidak menggunakan merek Cap Kaki Tiga,” ujar Budi saat ditemui Tribun Jakarta di kantornya, Wisma SMR lantai 7, Jalan Yos Sudarso, Sunter Jaya, Jakarta, Senin (19/3/2012) sore.
Relasi kian memburuk karena pemilik Wen Ken Drug merupakan generasi kedua dari sang pendiri, Fung Leng, mendadak meninggal dunia pada 2009. “Saya prihatin, karena hubungan kami puluhan tahun putus begitu saja,” kata Budi, didampingi Deputri Marketing Director PT Sinde Busi Sentosa, Herman Notolegowo, Management Trainee Jony Yuwono, dan Arief Nugroho, penasihat hukum PT Sinde Budi Sentosa.
Budi juga mengakui pernah bekerja sama dengan Presiden Direktur PT Kinocare Era Kosmetindo Harry Sanusi. Awalnya, hubungan itu antara produsen pemegang lisensi dengan agen larutan penyegar. Harry agen di Kalimantan Barat.
Pada 1991, Harry Sanusi ditarik ke Jakarta, menjadi agen di wilayah Jabodebatek. Kemudian diperluas ke wilayah Jawa Barat, selanjutnya Jawa Tengah. “Sejak 1997, keagenan di Jabodetabek dicabut, karena ada masalah teknis. Namun di Kalbaer, saya pertahankan. Baru pada 2004, saya cabut yang di Kalbar, karena Wen Ken beri kuasa kepada Harry Sanusi. Pada 2008, saya disomasi, hubungan diputus dari Singapura dan dialihkan ke Sanusi,” kata Budi.
Budi mengusulkan, produk milik Cap Badak diambil PT Sinde Budi Sentosa, sedangkan produk Cap Kaki Tiga diambil Wen Ken Drug. “Namun kenyantaannya, punya kami pun mau diambil semua. Itu yang membuat kami keberatan,” ujar Budi Yuwono.